Anand Krishna berbicara di Bali Global Forum: Power of Peace
Sepertinya memang hanya Keberadaan yang bisa merestui hal ini: secara mendadak Bapak Anand Krishna mendapatkan kesempatan untuk bicara 5 menit dalam Bali Global Forum: Power of Peace yang diselenggarakan di Bali mulai hari ini, 21 Januari 2007 di Ritz Carlton, Jimbaran. Acara ini terselenggara atas kerja sama UNESCO dan Kementrian Informasi dan Komunikasi Indonesia dan dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla.
Bapak bicara dalam sesi terakhir hari ini (kurang lebih pukul 17:15) tentang Religion, Peace, and Media, bersama beberapa pembicara internasional (dan Prof Dr. Azyumardi – Rektor Univ Islam Syarif Hidayatullah). Secara singkat, Bapak menceritakan tentang seorang anak kecil umur 6 tahun yang tinggal di Bali. Ayah ibunya wartawan, ibunya Kristen dan ayah Muslim. Setelah diberitahu oleh gurunya, anak itu tidak mau lagi makan masakan ibunya, ‘karena ibu kafir’. Hal ini sungguh2 terjadi, dan merupakan bom waktu yang telah menciptakan para teroris di negeri ini.
Bapak juga berbicara tentang non-violence di Palestina, di mana Bapak meminta agar kekerasan dihentikan dan teman-teman Palestina tidak larut dalam kekerasan. Tanggapan Bapak ini mendapatkan sanggahan dari Duta Besar Palestina untuk Indonesia, karena menurut Bapak Dubes, dulunya memang orang2 Palestina anti kekerasan. Namun setelah perlakuan terhadap mereka menjadi-jadi, akhirnya mereka mau tak mau ikut juga dalam kekerasan itu. Bapak kemudian mengobrol secara terpisah dengan Duta Besar Palestina dan mengundang beliau untuk datang ke Ashram. Bapak juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Abdul Waheed Khan dari UNESCO yang memberikan beliau slot bicara mendadak ini.
Tentunya puji syukur kepada Keberadaan, karena atas kehendakNya-lah Bapak bisa berbicara dalam forum internasional yang penting ini. Kesempatan ini sangat berharga karena ada banyak VVIP yang hadir dalam acara ini (termasuk delegasi India, Duta Besar Pakistan, Duta Besar Palestina, dst). Beberapa tamu undangan dan panitia di hotel ternyata merupakan fans Bapak. Ada yang sempat minta difoto, ada yang nyesel karena malu dan gak sempat minta foto sama Bapak.
Indonesia Jaya!
(laporan pandangan mata oleh Icha)