Selamat ber-Munas, PKS
titel diubah menjadi “PKS, Jangan Basa-Basi!”)
Anand Krishna*
Radar Bali, Senin 4 Pebruari 2008
Sekali lagi, Bunda Bali telah membuktikan ke-Ibu-annya. Ia tidak membedakan anak-anaknya hanya karena latar belakang agama, suku, dan profesi yang beda. Pangkuannya terbuka bagi semua.
Rasanya, hal ini dipahami betul oleh teman-teman dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang baru saja selesai mengadakan Munas di Bali.
Munas PKS kali ini memang bukanlah Munas Biasa. Munas kali ini adalah Munas yang luar biasa. Berita di bawah ini saya kutip dari situs PKS:
“‘Sesuai dengan ketentuan dalam UU, partai politik tidak boleh membatasi diri pada ras, suku dan agama. Karena itu dari non-muslim tetap akan diakomudir,’ jelas Presiden PKS Tifatul Sembiring, Jumat (1/2) di Hotel Inna Grand Bali Beach. Menurut dia, kader non-muslim itu tdak hanya bisa menjadi pengurus partai.
“Namun, lanjut dia, juga bisa dijadikan sebagai Caleg, meskipun non-muslim.”
Selama ini, komunitas Non-Muslim memang selalu melihat PKS sebagai Partai Muslim, yang menurut saya tidak ada salahnya juga. Sah-sah saja bila suatu partai menyatakan diri sebagai partai yang berlandaskan pada ideologi agama tertentu. Apalagi selama ini PKS secara terbuka mengakui hal itu.
Sekali lagi saya kutip dari situs resmi partai, sebagaimana tertera pada bagian visi dan misinya:
- “SEBAGAI PARTAI DA’WAH PENEGAK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN DALAM BINGKAI PERSATUAN UMMAT DAN BANGSA.”
- Menyebarluaskan da’wah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai anashir taghyir.
- Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi.
- Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.
- Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya.
- Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam.
- Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.
- Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.
Di bagian lain, dipertegas pula bahwa PKS adalah “Partai da’wah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”
Maka, pernyataan Presiden PKS Bapak Sembiring pada acara pembukaan Munas memang menjadi sesuatu yang sangat penting. Sekarang, umat Non-Muslim boleh ikut berharap dari PKS. Mereka boleh ikut mengharapkan kepentingan mereka diperjuangkan oleh PKS.
Saya, secara pribadi, mengucapkan selamat dan menghaturkan terima kasih bukan saja kepada Pemimpin PKS tetapi juga kepada para kader partai, kepada anggota dan simpatisan, kepada mereka yang ikut bermunas, pun mereka yang tidak ikut. Partai keadilan Sejahtera telah memasuki era baru, dan sejarah telah mencatatnya.
Saya berharap bahwa Bapak Sembiring tidak hanya berbasa-basi. Beliau tidak berkata demikian demi kekuasaan saja. Tetapi, beliau betul-betul memaknai setiap kata yang terucap itu.
Kita sudah memiliki cukup banyak bukti bahwa ideologi agama, agama mana pun jua, tidak pernah mampu mempersatukan sebuah bangsa.
Ideologi agama tidak mampu mempersatukan Barat. Sejarah mencatat persaingan berdarah diantara mereka. Pakistan yang lahir dari sentimen keagamaan pun tidak dapat mempertahankan keutuhan wilayahnya. Berpisahnya Bangladesh membuktikah hal itu. Walau beragama sama, dunia Arab pun tidak dipersatukan oleh ideologi agama.
Di negeri kita sendiri, partai-partai politik yang berlandaskan ideologi keagamaan, lagi-lagi agama mana pun jua, tidak mampu mempertahankan popularitas mereka.
Maka, bila PKS mengharapkan perolehan suara sebesar 20% – maka langkah yang diambilnya memang sudah tepat, dan timely. Tepat waktu. Ini baru langkah pertama, langkah awal. Saya yakin bila PKS telah memikirkan langkah-langkah lain. Langkah-langkah yang lebih konkret, termasuk namun tidak terbatas pada penyesuaian kata-kata yang tertera pada Visi dan Misi Partai. Sehingga, keterbukaan partai menjadi jelas bagi setiap orang yang hendak bergabung.
Bali memang memiliki kekuatan magis….. Magis dalam pengertian sesungguhnya…. Magis yang berarti “Bijaksana”…. Bali telah menularkan kebijaksanaannya pada setiap orang yang bersentuhan dengannya. Setiap orang yang datang ke Bali mengalami perubahan, ia menjelma menjadi Manusia Baru. Manusia yang Menerima Pembaharuan. Manusia yang akan Mewarisi Dunia Baru.
Namun, Manusia Baru tidaklah terputus dari yang lama. Ia mewarisi segala sesuatu yang baik dari yang lama. Ia adalah perkembangan dari Kebajikan Masa Silam.
Partai Keadilan Sejahtera, menurut saya, adalah Pembaharuan dari Partai Keadilan sebelumnya. Semoga Proses Pembaharuan ini berjalan terus sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang dasar Negara 1945, Landasan kita Bernegara yaitu Pancasila dan Motto Negara “Bhinneka Tunggal Ika”.
Semoga tidak ada lagi perjuangan untuk merubah landasan kita bernegara, membentuk negara berdasarkan syariah agama, agama mana pun jua, dan penolakan terhadap Kebhinekaan, Keberagaman, atau Pluralitas.
Setelah bersentuhan dengan Bali, sekarang saya berharap PKS akan menjadi lebih inklusif, lebih akomodatif, lebih reseptif terhadap perbedaan-perbedaan yang ada di dalam tubuh Bangsa yang besar ini.
Semoga Komitmenmu terhadap Pengabdian dan Pelayanan bagi sesama anak bangsa menjadi semakin jelas dan dipertegas lagi dengan lengkah-langkah konkret, yang saya yakin akan segera kau ambil….. Selamat!
* Aktivis Spiritual (www.anandkrishna.org, www.californiabali.org, www.aumkar.org)