Doakan Amrozi cs Untuk Kedamaian (Radar Bali, 10 November 2008)

Doakan Amrozi cs Untuk Kedamaian

(Radar Bali, Senin, 10 November 2008)

Korban Minta Pemerintah Ungkap Teroris Sampai Akar-Akarnya

DENPASAR – Perjalanan hidup trio bomber Bom Bali I akhirnya berakhir ditangan regu tembak Polda Jawa Tengah dinihari pukul 00.15 kemarin (9/11). Bersama itu pula ratusan krama Bali melakukan doa lintas agama di sekretariat Yayasan Anand Asram di Jalan Pura Mertasari No 27, Sunset Road Area, Kuta. Mereka mendoakan arwah Amrozy, Imam Samudra dan Ali Gufron alias Mukhlas, yang di eksekusi beberapa jam sebelumnya, diterima di sisi Allah SWT.

Sebelum doa bersama, acara diawali dengan pernyataan sikap yang dibacakan dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Intinya, mereka menolak kekerasan dalam segala bentuk. Mereka juga mengingatkan, eksekusi ketiganya merupakan pesan bahwa kekerasan bukan sebuah solusi untuk menyelesaikan persoalan. Meski demikian, mereka menyadari bahwa ada kalanya masyarakat memerlukan perubahan radikal yang kadang melibatkan kekerasan dalam bentuk operasi. Mereka juga menyatakan, tidak membenci para pelaku bom. Tapi, mereka tidak menghargaitindakan kejam yang dilakukan Amrozy Cs. Atas alasan itu, mereka sepakat ketiga terpidana dijatuhi hukuman mati demi tegaknya hukum dalam kehidupan bermasyarakat.”Kami mendoakan kepada Amrozy Cs maupun para korban bom, semoga jiwa mereka mendapat ketenangan menuju hidup yang lebih abadi,” tuturnya.

Usai pernyataan sikap, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa yang diawali dengan pembacaan surat Al Fatihah. Kemudian di ikuti dengan pembacaan doa menurut syariat agama Kristen, Budha dan Hindu. ” Hanya dengan cinta kasih perbedaan bisa dihilangkan,” imbuhnya. Selesai doa, banyak diantara mereka yang berlinang air mata. Sementara itu saat ditemui di lokasi doa, korban Bom Bali I Tumini menyatakan, gembira dengan eksekusi Amrozy Cs. Dia mengaku senang dan puas. Menurutnya, eksekusi terpidana menunjukkan pemerintah serius menegakkan hukum.”Saya puas mereka (Amrozy Cs) di eksekusi,”tukasnya. Apakah masih ada kebencian kepada mereka? Tumini menyatakan tidak.”Sudahlah, yang penting jangan terulang lagi,”jelas Tumini didampingi anak perempuannya. Tumini menyatakan, rasa marah harus bisa diredam agar tidak menjadi trauma sepanjang hidup. Bahkan, secara pribadi dia mendoakan arwah Amrozy Cs diterima Allah SWT. Kendati demikian, dia mendesak pemerintah serius menuntaskan masalah teroris hingga ke akar-akarnya. Dengan cara itu, dia berharap Bali dan Indonesia akan menjadi aman.

Sementara itu Ketua Harian National Integration Movement (NIM) dr Wayan Sayoga mengatakan, pembacaan doa lintas agama kemarin punyamaksud untuk menyembuhkan luka batin baik dari pihak korban maupun keluarga terpidana. Dengan doa bersama ini, NIM berharap tidak ada lagi namanya kekerasan atas nama agama. Masyarakat Bali juga berharap, warisan kebencian dan kemarahan tiga terpidana pupus bersamaan dengan eksekusi yang telah dilaksanakan dini hari kemarin.”Semoga kita bisa hidup dengan penuh kedamaian,” pungkasnya.(mus/gup)

Photo Doa Bersama untuk Kedamaian Dunia dan Bagi Pelaku Bom Bali