Yang Mulia Dalai Lama ke-14 Meresmikan Patung Buddha yang Dipersembahkan oleh Anand Krishna di Sarnath India
Dalai Lama ke-14: “Indonesia dan Tibet mempunyai hubungan spiritual yang dekat.”
Jumat, 9 Januari 2009, pukul 08.45 waktu Sarnath (10.15 WIB)
Kabut pagi masih mengambang di permukaan tanah saat Yang Mulia Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14, memberkati Patung Buddha setinggi 2.5 meter yang dipersembahkan oleh Anand Krishna, tokoh spiritualis dari Indonesia.
Peresmian patung Buddha tersebut dilakukan di Central Institue of Higher Tibetan Studies (Deemed University), Sarnath (Uttar Pradesh), India. Berbagai media elektronik dan cetak India seperti Hindustan Time, K TV, DD News, dan Z News hadir meliput acara ini.
Patung Buddha yang terbuat dari batu yang sama untuk membangun Candi Borobudur pada abad ke-9 masehi di Muntilan, Jawa Tengah, Indonesia dipersembahkan kepada Dalai Lama ke-14 untuk memperkuat ikatan spiritual dan budaya antara masyarakat Indonesia dan Tibet, serta mendukung perjuangan tanpa kekerasan Yang Mulia Dalai Lama ke-14 guna melindungi warisan budaya dan sejarah Tibet.
“Saya, mewakili rakyat Indonesia, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Yang Mulia Dalai Lama ke-14 atas upayanya yang tak kenal lelah guna menemukan solusi damai berlandaskan sikap toleransi dan saling menghormati demi melindungi warisan budaya dan sejarah Tibet. Dengan mempersembahkan patung dari Indonesia ini kepada Yang Mulia, dan kemudian diletakkan di tanah India – saya berharap juga berdoa agar rakyat Tibet, India serta Indonesia bersatu dalam cinta, damai, dan harmoni,” kata Anand Krishna sebelum berangkat ke India beberapa hari yang lalu.
Sebelum ke tempat acara peresmian, Yang Mulia Dalai Lama menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang sangat tinggi atas persembahan patung Buddha tersebut. Sesaat setelah upacara peresmian selesai, Yang Mulia Dalai Lama ke-14 berfoto bersama Anand Krishna dan enam orang pengurus Yayasan Anand Ashram Indonesia (berafiliasi dengan United Nations). Dan, tanpa diduga, Yang Mulia Dalai Lama ke-14 memberikan pernyataan:
“Para wartawan, anda mungkin tidak tahu, ribuan tahun yang lalu, seorang Guru Spiritual Buddhis dari Benggali yang bernama Athisa Divankara menerima pelajaran dari seorang Guru Spiritual yang berasal dari Indonesia. Dalam sejarah Buddha, Athisa Divankara dipandang sebagai penyebar ajaran Buddha yang sangat penting. Sehingga beliau adalah Guru Spiritual yang sangat penting dari Indonesia. Karena itu kami dari Tibet mempunyai hubungan yang dekat secara spiritual dengan Indonesia, meskipun secara geografis berjauhan.”
Dalam kesempatan itu, Bapak Anand Krishna juga memberikan pernyataaan, “Dengan Cinta dan Harmoni, kita dapat menyatukan India, Tibet, serta Indonesia. Melalui persatuan ini kita dapat mencapai perdamaian dunia”
Catatan: untuk informasi lebih lanjut tentang Bapak Anand Krishna dan Yayasan Anand Ashram di Indonesia, hubungi Maya Safira (62-818-891122) atau kunjungi situs: www.anandkrishna.org dan www.aumkar.org.