Konferensi Pers: “Climate Change : How It Impacts Us All”

Konferensi Pers – “Climate Change: How It Impacts Us All

 

 

 

NIM Bali, yang di-ketuai oleh Bapak Wayan Sayoga, pada tanggal 27 September 2007 mengadakan konferensi pers yang dihadiri oleh media lokal maupun nasional. Diantanya yang hadir adalah Koran Bali, Bali Post, Media Indonesia, Raditya, Bali Travel News, The Djakarta Post, Nusa Bali, Fokus, Antara , Sarad, Dialog, Bisnis Bali, Sinar Harapan, Surya Pagi, RCTI, TVRI,dan Bali TV. Rencananya konferensi pers ini akan dimulai pada pukul 10 WITA, tetapi beberapa pers belum datang karena mereka meliput acara lain sampai sekitar jam 10-an. Tepat jam 10.30 WITA acara dibuka oleh Bapak Wayan Sayoga yang sekaligus sebagai moderator pada acara ini.

 

Bapak Sayoga menyampaikan bahwa pada tanggal 5-7 September 2007 PBB mengadakan Konferensi Internasional dengan judul, Climate Change : How It Impacts Us All. Beliau melanjutkan, dalam konferensi ini, PBB mengundang Yayasan Anand Ashram yang diwakili oleh Bapak Anand Krishna. Ikut bersama beliau, Lini Tjeris dan Maya Safira Muchtar. Salah satu usulan yang diajukan oleh Bapak Anand Krishna diterima sepenuhnya dan menjadi pembukaan dalam Resolusi yang dihasilkan pada konferensi tahunan ini. Kemudian Bapak Anand Krishna mendapat undangan dari masyarakat California yang dihadiri oleh sekitar 80-an orang. Dan dihasilkanlah deklarasi persahabatan California-Bali. Bapak Sayoga melanjutkan bahwa persahabatan diantara bangsa akan abadi bila dilandasi oleh budaya dan spiritual. Disamping itu, dihasilkan juga petisi dari masyarakat California yang sangat concern terhadap Bali, untuk menyelamatkan Budaya Bali.

 

Pada konferensi pers ini hadir empat orang nara sumber yaitu: Bapak John Clark (Konsultan), Bapak Kesuma Kelakan (Wakil Gubernur Bali), Bapak Anand Krishna (Yayasan Anand Ashram), dan Bapak Agung Wardana (WALHI) (lihat foto: dari kiri ke kanan).

 

 

 

Pemibicara pertama adalah Bapak Agung Wardana dari WALHI ( Wahana Lingkungan Hidup). Beliau menyinggung bahwa negara-negara maju menjadi penyumbang terbesar emisi karbon dioksida (CO2). Pemanasan global ini sudah terbukti, dampaknya sudah mulai terlihat. Beliau menyampaikan data-data ilmiah bahwa pantai pulau Bali sudah mulai tergerus sekitar 16% akibat abrasi air laut akibat naiknya permukaan air laut.

 

Penyusutan air danau Buyan dan Tamblingan juga akibat dari pemanasan global. Beliau kemudian melanjutkan bahwa perubahan iklim ini adalah permasalahan global, oleh karena itu untuk mengatasinya diperlukan solidaritas dan aksi global dari semua pihak. Lebih lanjut beliau menambahkan, diperlukan pemimpin yang bisa mempersatukan negara-negara yang sedang berkembang, karena negara-negara berkembang adalah korban dari pemanasan global.

 

Pembicara kedua adalah Bapak John Clark, beliau adalah seorang konsultan dan saat ini bekerja di Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa beliau pertama kali ke Bali 35 tahun yang lalu. Saat itu di Bali masih banyak palm tree .Seiring berjalannya waktu, banyak perubahan yang terjadi di Bali. Masalah yang timbul adalah keinginan untuk menjual Bali dengan membangun hotel-hotel. Namun beliau berterima kasih karena Bali telah membagi keindahannya dengan dunia-dunia luar. Menurut beliau jika Bali berubah maka seluruh dunia akan mengikutinya. Lebih lanjut beliau menambahkan bahwa tindakan-tindakan untuk menyelamatkan Bali ini bukan untuk beliau semata, tetapi untuk anak cucu beliau.

 

Selanjutnya pembicara ke tiga adalah Wakil Gubernur Bali, Bapak Kesuma Kelakan. Beliau menyampaikan bahwa pemanasan global ini adalah masalah bersama antara negara-negara industri yang banyak menghasilkan emisi CO2, dengan negara-negara berkembang yang mengkonsumsi hasil industri tersebut. Beliau menegaskan bahwa, Bali menyadari betul masalah ini. Dan masalah ini tidak bisa lepas dari masalah ekonomi. Di Negara (salah satu kabupaten yang ada di Bali), contohnya, dalam membangun hutan kembali dilakukan pendekatan budaya. Luas lahan kosong yang dijadikan hutan adalah 700 hektar. Disana ditanami pohon jarak dan kayu putih. Juga dilakukan tumpang sari seperti tanaman cabe, jagung dan kacang. Jika ada yang menebang salah satu pohon, maka hukumannya adalah menanam pohon yang sama sebanyak 100 buah. Atau dikeluarkan dari desa pekraman dengan segenap sanksi-sanksinya. Dengan demikian kelestarian hutan akan tetap terjaga.

 

Lebih lanjut beliau menambahkan langkah-langkah yang telah dilakukan adalah menambah hutan baru, menghijaukan hutan yang kering, dan mengawasi dengan ketat dengan desa pekraman kalau ada yang menggunduli hutan. Beliau juga menyinggung bahwa banyak lahan mangrove (pohon bakau) yang dijadikan untuk perumahan. Padahal pohon ini sangat efektif untuk menahan abrasi air laut.

 

Selanjutnya giliran Bapak Anand Krishna, dengan gaya kocaknya beliau menyebut John Clark dengan sebutan Bli John, yang disambut gerrr oleh peserta konferensi pers. Beliau menyampaikan bahwa afiliasi Anand Ashram dengan PBB adalah dengan UNDPI (United Nation Department of Public Information). Dalam hal ini kita berkewajiban untuk memasyarakatkan semua agenda. Tahun ini agenda utama sekjen PBB adalah Climate Change, lanjut beliau.

 

Beliau menambahkan bahwa pemanasan global ini adalah masalah moral. Dunia seperti apa yang akan kita berikan kepada anak cucu kita kelak?. Dalam rapat tiga hari itu, dihadiri oleh 1796 NGO (Non Govermental Organisation) dan 62 negara, dihasilkan deklarasi yang akan diberikan kepada pemimpin-pemimpin negara yang mengikuti konferensi itu. Anand Ashram yang diberi kesempatan untuk menjadi tim perumus mengajukan usulan dan saran. Dan saran yang diberikan itu sepenuhnya dijadikan pembukaan pada deklarasi tersebut.

 

Ketika diundang ke California, Bapak Anand Krishna diberi kesempatan untuk berbicara dimana hadir sekitar 80-an orang, mereka semua sepakat bahwa harus ada kerjasama antara orang California dengan orang Bali. Karena kalau terjadi pemanasan global Bali dan California akan mengalamai nasib yang sama. Hasilnya adalah sebuah petisi yang ditandatangani oleh orang-orang yang cukup ternama dan beberapa diantaranya adalah artis/aktor. Isi petisi tersebut adalah mendesak pemerintah Indonesia untuk memikirkan Bali.

 

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa petisi ini telah beliau serahkan kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia yang ada di Los Angeles. Dan untuk menindak lanjuti petisi ini lahirlah Asosiasi Persahabatan California-Bali (California – Bali Friendship Association). Dengan kerendahan hati beliau menyampaikan, meskipun yang hadir di sana adalah beliau, tetapi asosiasi ini adalah milik orang Bali dan California. Seluruh hasil petisi dan jumpa pers ini akan disampaikan kepada gubernur California, Arnold Schwarzenegger, yang selanjutnya akan diteruskan kepada pemerintah Amerika Serikat.

 

Menutup pembicaraannya, Bapak Anand Krishna menyampaikan bahwa pertemuan-pertemuan penting yang beliau hadiri mulai dari California, yaitu sejak dibentuknya petisi kepada pemerintahan Republik Indonesia untuk menyelamatkan Bali yaitu pada tanggal 9 bulan 9 tahun 2007, yang kalau dijumlahkan hasilnya adalah 9+9+2+7=27. Dan 2+7=9. Pertemuan kedua adalah lahirnya Asosiasi Persahabatan California-Bali, yaitu pada tanggal 18 bulan 9 tahun 2007, yang juga berjumlah 9. Dan pertemuan kita sekarang ini adalah pada tanggal 27 bulan 9 tahun 2007, juga berjumlah sembilan. Menurut ilmu numerology, ini adalah suatu kombinasi angka yang luar biasa. Dan angka berapapun jika dikalikan dengan sembilan, hasilnya bila dijumlahkan, adalah sama dengan sembilan. Angka sembilan adalah angka yang permanen. Jadi, apa yang kita lakukan disini diharapkan akan betul-betul mencerminkan kebijakan angka sembilan. Demikian Bapak Anand Krishna mengakhiri pembicaraan beliau.

 

Terima kasih Guruji, berkahmMu selalu menyertai kami semua.

 

(laporan pandangan mata Made Mulia)