Denpasar, Tegeh Kori, 29 Desember 2011
Menjelang akhir tahun, untuk yang ke tiga kalinya Bapak Anand Krishna berkunjung ke Sai Center. Sai Center yang berlokasi di Jalan Kemuda Denpasar tersebut adalah Sai Center terbesar yang berada di Denpasar. Tepat jam 7 malam, acara Bhajanpun dimulai, setengah jam kemudian begitu Bhajan selesai, dilanjutkan dengan pembacaan pesan-pesan Baba. Dan yang membacakan pesan ini adalah Bapak Anand Krishna.
Bapak Anand Krishna memulainya dengan pengucapan doa Twam Eva. Sebuah doa untuk memuja dan memuji seorang Guru, ya.. Guru beliau, Shri Satya Sai Baba, yang selalu membimbing dan menuntun beliau dalam suka dan duka. Bercerita mengenai pengalaman beliau ketika berada di Prashanti Nilayam pada tanggal 23 Nopember 2011 lalu, duduk didepan MahasmadhiNya Baba, beliau merasa sangat sedih. Orang boleh bilang Baba masih hidup, Baba tidak meninggal, Baba berada dimana-mana. Tetapi jika mengingat pengalaman ketika Baba belum Mahasamadhi, ada perasaan bahagia saat menunggu Baba keluar dari ruangan Beliau, melihat wujud fisik beliau, menanti Dharsan Beliau. Sekarang hal tersebut sudah tidak ada lagi, hal yang tidak pernah terbayangkan akan terjadi.
Masih Bapak Anand Krishna, bicara-bicara dengan seorang teman, sekarang bagaimana? Apa yang harus dilakukan? Sudah banyak buku-buku yang ditulis mengenai ajaran Baba, wacana-wacana dalam bentuk kaset, CD juga banyak, Cerita-cerita tentang Baba juga banyak, begitu juga pengalaman yang kita peroleh bersama Baba, sekarang apa lagi, what next ?.
Terpikir untuk mengulas pesan Baba yang terakhir (Baba mewacanakannya pada tanggal 22 November 2010), yang sama pentingnya dengan pesan yang pertama ( Manasa Bhajare Guru Charanam), yang bagi Bapak Anand Krishna adalah merupakan sebuah manifesto dari Baba.
Melanjutkan ulasan pesan Baba yang terakhir ini, Bapak Anand Krishna lanjut ke bagian ke 2 (sebelumnya beliau sudah sampaikan di Sai Center Mahendradatta, tentang perempuan), tentang pemuda, pemudi, tentang kaum muda. Pesan ini kelihatannya sederhana, tetapi sulit untuk dipraktekan, dan harus dipraktekan.
Pesan Baba, Tuhan itu satu dan Dia berada didalam hatimu. Ulasan Bapak Anand Krishna, apapun yang kita ingat, kita akan menjadi seperti itu. Bapak Anand Krishna mengambil contoh, jika kita ingat seinetron, ya..kita akan menjadi seperti watak-watak dalam sinetron. Seorang politisi akan berpolitik dimana-mana. Di dalam keluarga dia akan berpolitik, bisnispun akan dia politisi.
Tujuan hidup ini apa? Di dalam Gyana Wahini (salah satu pesan Baba), setiap kali kita mati, kita akan mengingat seratus masa kelahiran sebelumnya. Di dalam seratus masa kelahiran itu, begitu banyak istri, suami, anak, bapak ,ibu yang kita jumpai. Mau terikat dengan siapa? Dengan suami yang mana, istri yang mana, anak, bapak, ibu yang mana?. Oleh karena itu Baba menyuruh kita untuk bermain peran. Jangan terlibat banyak dalam permainan tersebut. Istri, suami, anak, bukan milikmu, dia juga milik Baba. Begitu kita mengatakan itu adalah milik kita, timbul masalah.
Ya,…sekali lagi kita harus bermain peran. Sang sutradara ada dibelakang layar, begitu juga stage master dan stage manager. Ketika kita sedang bermain peran, dan bingung, kita harus menoleh ke belakang, menoleh pada sang sutradara, menolah pada Tuhan. Focus pada Tuhan, demikian, segala kebingunan akan berakhir.
Bapak Anand Krishna melanjutkan, Moksha berarti apa? Moha Sha, berakhirnya moha, keterikatan, dan itu harus terjadi ketika kita masih berbadan, ketika kita masih hidup, terjadi sekarang, saat ini juga. Sayangi anak, istri dan suami bukan karena kertikatan, tetapi karena Cinta. Baba bilang, Bhakti itu tidak seperti seragam sekolah/ kantor, yang dipakai dari pagi sampai sore. Bhakti adalah dua puluh empat jam sehari.
Masih bicara dengan para mahasiswa, Baba bilang,pergi ke sekolah tujuannya untuk apa? Untuk bertemu dengan Saraswati kan? Tetapi sekarang kalian mencari Dewi Ratih dan Dewa Kamajaya, salah total. Tidak akan sampai ke tujuan. Dan, jangan lihat kiri, kanan, maupun degarkan gosip. Sekarang mau ke mall mana? Mau nonton apa?. Jangan pernah mau seperti itu. Learn to say bye after hi, jangan ngomong apa-apa lagi. pergaulan itu bisa membuat hati tidak murni lagi. Hati boleh semurni apapun, boleh bhajan berapa kalipun, tetapi jika kita masih bergaul dengan orang-orang yang tidak menunjang kesadaran kita, semuanya itu tidak ada artinya dan kemurian hatipun akan hilang.
Mulai saat ini ambillan jalan yang lurus dan benar. Jika ada yang bilang macam-macam kepada kita seperti misalnya , “Ngapain kalian bhajan, kalian kan masih muda, nanti aja setelah tua, mendingan kita ke mall aja, bersenang-senang”. Jika ada yang berkata seperti itu kepada kalian, jangan dengarkan, jangan lihat lagi wajahnya, abaikan dia dan segera tinggalkan.
Bapak Anand Krishna menambahkan, beberapa hari sebelum Baba mahasamadhi, beliau bilang, Your Life is My Message, hidupmu adalah pesanku. Banyak yang bilang Baba salah ngomong, tidak, Baba tidak salah. Ketika mereka melihat anda, dan anda melakukan hal-hal yang tidak baik, melakukan perbuatan yang tidak terpuji, mereka akan melihat Baba. Yang mereka lihat bukan fisik Baba, tetapi perbuatan anda.
Baba banyak berharap dari kalian, para pemuda, pemudi. Masa depan bangsa dan negara ada di pundak kalian. Demikian Bapak Anand Krishna mengakhiri ulasan serta pesannya.
Laporan pandangan mata.
made mulia
30 Desember 2011