Penderitaan Dapat Diakhiri, Sarad Edisi Bulan Maret 2007

Penderitaan Dapat Diakhiri

Anand Krishna
Sarad Edisi Bulan Maret 2007

 

Cukup sudah penderitaan ini, kita sudah cukup menderita… Pertanyaannya sekarang adalah: bagaimana mengakhirinya? Bisakah ini diakhiri? Dan jika bisa bagaimana mengakhirinya?

Saya sangat percaya bahwa penderitaan dapat diakhiri. Saya berkeyakinan bahwa kita tidak lahir di dunia ini untuk menderita. Rasa sakit bukanlah suatu hal yang alami buat kita. Penderitaan adalah hal yang asing bagi jiwa manusia, layaknya virus yang menyebabkan penyakit dan membuat kita tidak nyaman. Penderitaan adalah penyakit yang dapat disembuhkan.manusia tidak terkutuk untuk menderita. Sama sekali tidak.

Pertama-tama kita harus mengidentifikasi penderitaan sebagai penderitaan karena hanya dengan begitulah kita dapat menyelesaikan masalah ini.

Sejak Tsunami melanda Aceh, penderitaan demi penderitaan menimpa kita. Gempa bumi, badai, banjir, dan letusan gunung berapi. Belum lagi konflik-konflik sosial yang terpicu oleh sentimen agama. Seluruh kepulauan Nusantara sepertinya tidak luput dari bencana tiada akhir.

Kenapa? Apakah karena Ibu Alam berusaha memberitahu kita tentang sesuatu, dan kita tetap tidak paham? Apakah karena kita tidak mengakui penderitaan kita sebagai penderitaan? Apakah karena kita tidak belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut? Kerenanya, Ibu Alam memberi kita pelajaran yang sama dari masa kemasa. – Banyak diantara kita yang terkena musibah banjir di Jakarta dan harus mengungsi dan tinggal di pengungsian-pengungsian umum dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Tapi saat satu dari kita diwawancarai TV, semua orang mengelilingi yang diwawancarai tersebut, tersenyum riang, cengar cengir, dan cekikikan karena bakalan akan ditonton oleh orang dilayar televisi. Untuk sementara kita lupa penderitaan dan rasa sakit kita. – Kita tetap mengeluh bahwa pemerintah sama sekali tidak melakukan apapun untuk meringankan penderitaan kita. Tapi apa yang sudah kita sendiri lakukan untuk mengakhiri penderitaan ini? Seorang pengemis dibawa ke pusat rehabilitasi dan diberikan pelatihan sehingga dia berhenti mengemis di lampu lalu lintas jalan raya. Ibu pengemis ini meninggalkan pusat latihan dan kembali mengemis. Saat diwawawncara oleh TV, dia dengan bangganya bercerita bahwa dengan mengemis dari jam satu siang sampai jam 6 sore dia dapat memperoleh lebih dari 30.000 dan itu jumlah minimum. Jadi kenapa dia harus capek-capek mengikuti pelatihan yang hanya akan memberikan dia penghasilan yang lebih rendah. – Sepiring nasi dengan sedikit sayur mayur dan ikan asin dapat dengan mudahnya membuat kita melupakan penderitaan dan rasa sakit kita. Kita sangat terbiasa mengemis dan dibantu, kita terbiasa hidup dalam belas kasihan orang lain.

Kita telah menjadi sangat tidak sensitif terhada rasa sakit dan penderitaan. Kita tidak dapat lagi merasakan kesakitan . Bali di Bom dua kali, Jakarta beberapa kali, tapi selama kita masih aman, selama rumah, harta dan keluarga aman-masa bodolah.

Rendahnya sensitivitas kita inilah yang telah membuat kita menderita berulang kali. Rasa sakit dan penderitaan harus dirasakan oleh tulang sumsum kita. Hanya dengan demikian kita dapat bangkit dan bekerja untuk mengakhirnya. Ketahuilah penyebab penderitaan.

Pahamilah bahwa penderitaan adalah akibat dari perbuatanmu. Ya, penderitaan disebabkan olehmu sendiri, olehku, oleh kita semua. Kita semua bertangung jawab atas pengalaman dan penderitaan kita yang menyakitkan.

Kita telah menyebabkan Pemanasan Global. Naiknya suhu lautan telah menyebakan ini. Dan kita yang membuat suhu tersebut naik. Sekarang, hanya sekitar 0.5% – 1 % kenaikan suhu permukaan laut….Kita tidak berani membayangkan apa jadinya kalau suhunya naik lebih banyak lagi.

Jika kita tidak melakukan apapun, maka 2000 pulau di kepulaun Nusantara kita akan tenggelam, sebagaimana ditayangkan oleh Voice of America dan disebarkan oleh Metro TV (Indonesia) pada tanggal 5 Febuari 2007 yang lalu.

Kita harus secara serius berpikir, berkontempalsi, dan menangani masalah ini dengan lebih bijaksana, dengan lebih cerdas. Baik negara maju maupun negara berkembang harus sadar bahwa apa yang mereka lakukan tidak hanya mempengaruhi diri mereka sendiri; mereka juga mempengaruhi seluruh dunia.

Karenanya, saya harus memohon kepada semua saudaraku, baik orang Indonesia maupun masyarakat dunia, untuk dengan secara serius memikirkan hal ini dan mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan Bumi. Kita dapat melakukanya dengan menggunakan alat-alat elektronik kita secara bijak dan cerdas; dengan membeli piranti-piranti yang lebih ramah lingkungan.

Pemerintah, terutama di negara berkembang seperti di Indonesia, dan khususnya pemerintah regional Bali harus mulai memikirkan sistem transportasi publik yang lebih baik. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor milik pribadi, belum termasuk sepeda motor dan scooter, harus diperiksa, dikendalikan, dan dibatasi/dihentikan.

Terakhir, untuk memberikan afirmasi terhadap niat kita untuk menyelamatkan Ibu Bumi, mari kita mengulangi afirmasi berikut ini pada pukul 18.30 setiap harinya di manapun juga:

Aku mencintai Bumi;
Aku mencintaimu Langit;
Aku mencintaimu Air di Samudera, di Sungai, di Lautan

Aku mencintai Api, Sang Energi Awal;
Aku mencintai Udara;
Dan Aku mencintai Ruang, yang Tidak Terbatas

Marilah kita bersama hidup dalam
Kedamaian, Kasih, dan Harmoni;
Saling mengasihi dan menyayangi

Marilah kita bekerja bersama
Bagi Dunia dan Alam Semesta yang Lebih Baik
Amin, Amen, Sadhu, Om Shanti

Akhiri afirmasi ini dengan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.