Ground for Peace Love and Harmony
12 Oktober 08 pukul 21.30 Wita seperti tahun-tahun yang lalu kembali warga Kuta melalui LPM Kuta mengundang Bapak Anand Krishna dalam acara malam Renungan memperingati Tragedi Bom Bali. Hadir pada malam itu Gubernur Bali Bapak Mangku Pastika, Bupati Badung Bpk Anak Agung Gede Agung, Bapak Anand Krishna, Ibu Sukmawati Soekarno Putri, dan beberapa tokoh masyarakat lainnya.
Gubernur menyampaikan dalam pidatonya bahwa Tragedi ini terjadi karena ada sekelompok orang yang salah mengerti tentang cinta kasih, kedamaian, dan kehidupan, hingga ratusan orang tidak berdosa menjadi korban bom di tempat ini. Namun kebencian yang disebarkan ini menjadi tonggak bagi masyarakat Bali dan dunia saat itu untuk bergotong-royong, saling cinta dan muncul pula persaudaraan untuk menjadi keluarga besar dunia yaitu keluarga umat manusia. Kita semua adalah ciptaan dari Tuhan yang Maha Esa, walaupun warna kulit berbeda, namun kemanusiaan kita adalah satu. Damai yang utama dimulai dari diri kita sendiri baru kemudian kita dapat menyebarkan kedamaian itu kepada orang lain, kepada persatuan bangsa dan kepada dunia. Bali merupakan pusat perdamaian dunia. Vibrasi spiritual dan cinta serta kedamaian kita sebarkan dari Bali keseluruh dunia. Gubernur tak lupa mengajak kita semua dan para tamu mancanegara yang hadir saat itu untuk bersama-sama menyebarkan kedamaian karena kasih adalah dasar kehidupan itu sendiri.
Setelah itu Gubernur dan Bupati serta para tokoh bersama-sama menyalakan lilin simbol pelita di dalam diri kita dan menaburkan bunga sebagai lambang menaburkan cinta kasih yang telah muncul di Monumen tersebut. Malam ini menjadi malam yang bersejarah bagi Bali dan dunia dimana peringatan tragedi Bom Bali 12 Oktober di Ground Zero Kuta menjadi malam kebulatan tekad kita bersama sebagai warga Dunia.
Bapak Anand Krishna mendapatkan kesempatan untuk berbicara memberikan spirit bagi Bali dan tamu-tamu dari berbagai negara yang hadir saat itu. dalam speech beliau yang pertama-tama dikatakan bahwa kita semua berada disini saat ini tidak untuk memperingati dan mengenang Bom Bali yang terjadi 5 tahun silam. Melainkan kita semua berada disini untuk merayakan kemenangan Dharma kita, pencerahan kita bahwa kedamaian adalah basic dari kemanusiaan kita. Orang-orang yang tidak mempercayai kedamaian adalah orang-orang yang tidak manusiawi. Orang-orang yang sifat kebinatangannya masih kental dan tidak bisa mengendalikan sifat kebinatangan dalam dirinya. Mereka bukanlah manusia yang sesungguhnya. Untuk itu Bapak Anand Krishna mengatakan bahwa pengorbanan para korban Bom Bali tidaklah sia-sia. Mereka berkorban demi kesadaran kita semua.
Di hadapan ribuan orang dari berbagai negara termasuk para keluarga korban Bom Bali yang kebanyakan datang dari Australia, Bapak Anand Krishna mengajak semua yang ada malam itu untuk bertekad bahwa kita tidak bisa diteror atas nama agama oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Sebagai warga dunia kita tidak akan menyebut mereka sebagai Teroris melainkan para kriminal yang melakukan kejahatan. Kita tidak bisa diteror dan mereka para kriminal tidak berhasil meneror kita. Justru dari tempat ini dari Ground Zero ini kita bertekad menyebarkan kedamaian, cinta dan harmony keseluruh dunia. Dengan mengubah Ground Zero yang tanpa pesan ini menjadi Ground for Peace, Love and Harmony. Sambutan dan tepuk tangan yang sangat meriah tak henti-hentinya mengamini setiap kata yang terucap dari Bapak Anand Krishna. Acara yang sangat sederhana dan dalam waktu yang singkat namun penuh makna ini menggugah masyarakat dan warga dunia yang hadir saat itu dengan meneriakkan Ya kami tidak takut, ya kami akan menyebarkan kedamaian ke seluruh dunia dan dari Bali kedamaian itu kita kumandangkan.
Tak ketinggalan group musik Anand Krishna Center beraksi dengan penuh semangat menyanyikan lagu “We are Family”dengan costum berwarna-warni diambil dari pakaian-pakaian daerah di Indonesia . Kemudian setelah itu ada persembahan dari Mas Inung seorang wartawan kontributor radio SBS Melbourne duduk di kursi rodanya membacakan sebuah tulisan yang diambil dari buku Indonesia Baru karya Bapak Anand Krishna dengan penuh semangat.
Indonesia Baru
Dari tempatku ini dimana aku berada aku dapat melihat Indonesia yang akan datang Indonesia Baru! Aku dapat melihat bangunan jiwa setiap struktur Ruh yang ada didalamnya. Barangkali aku tidak dapat memasuki Indonesia Baru itu bersamamu, aku tidak khawatir, aku tidak gelisah aku tidak menyesalinya, karena aku telah “melihatnya!” Kuwariskan penglihatan ini kepadamu,untukmu..
Ingat yang kuwariskan bukan sebuah banyangan, bukan sebuah khayalan, bukan sebuah impian. Yang kuwariskan adalah sebuah penglihatan a vision! Kutinggalkan untukmu sebuah kepastian: Indonesia Baru, Indonesi a Utuh, Indonesia Rukun! (Anand Krishna)
Acara ditutup dengan tepuk tangan yang meriah, sangat bermakna…